Selasa, 27 Mei 2014

Ich liebe dich. Heute. Jetzt. Und spatter. Ich liebe dich für immer

Mungkin kalau seseorang merasakan indahnya jatuh cinta itu biasa, atau bahkan bila merasakan adanya perasaan sayang terhadap seseoang itu juga biasa. Namun bisa seseorang bisa mempertahankan dan tetap memperjuangkankan rasa itu sampai kapanpun baru itu luar biasa.
Aku adalah seorang remaja labil yang baru hampir menginjak usia dewasa, mungkin baru kali ini aku merasakan hal yang paling aneh dalam hidup ku yang memang aneh sih..ckck jatuh cinta itu sendiri pun sering lah aku rasakan, tapi sangat berbeda dengan yang kualami sekarang. Aku merasakan hal yang tidak biasa. Baru kali ini aku jatuh hati pada seseorang yang sebenarnya biasa saja tapi menurutku dia mempunyai sesuatu yang lain dari pada cowok kebanyakan. Aku jatuh hati saat aku mulai pertama kali mengenalnya. Ya saat pertama mengenalnya. Aku sangat senang terlebih aku pun juga sedikit dekat lah dengan dia. aku juga tidak tahu kenapa tiba-tiba aku menyukainya. Tiba-tiba aku teringat akan sebuah teori bahwa barang siapa atau seseorang merasakan jatuh cinta pada waktu kurang lebih 4 bulan berarti dia adalah cinta sejati, sedangkan sebaliknya kalau rasa itu hilang sebelum 4 bulan, itu hanyalah cinta monyet. Begitu katanya. Hari demi hari berlalu, bahkan bulan demi bulan pun telah terlewati. Ternyata apa, rasa itu semakin ada dan berkembang di dalam hati kecil ini. Belum lagi hal hal indah yang banyak kulewati dengannya dengan keadaan tidak sengaja tentunya. Tadinya aku sempat sedih dan tidak mau jatuh cinta lagi karena dia mempunyai pacar. Ya. Mungkin aku sedih terpukul tapi aku tidak mau mengutarakan itu semua pada siapapun, berhubung semua teman-temanku mendukung hubungannya dengan pacarnya itu. Aku menangis, tapi itu tidak lama. Aku mulai mencoba bangkit dan mulai membunuh perasaan ini sedikit demi sedikit. Sakit memang kalau mengingat itu semua, seakan di belah pisau yang sangat tajam sehingga darahnya bercucuran dengan derasnya. Aku galau, ya. Galau dengan perasaan yang kuhadapi sendiri. Saat dia putus mungkin itu adalah kabar yang sangat membahagiakan untukku, ya walaupun aku tidak tega juga karena dia sedih.  Namun seiring berjalannya waktu. Aku mulai berpikir bahwa aku tak akan pernah bahagia karena aku dengannya tidak akan pernah bersatu. Tapi terkadang antara kenyataan dan mimpi itu beda tipis ya, tipis banget. Hari-hari pun aku lewatin dengan dia yang kadang banyak bikin ulahnya. Sehingga aku sendiri pun gak bisa jauh juga dengannya.
Tanggal 6 juli 2011 saat pertama kali aku mengenalnya, mengenal namanya dan dia mulai dekat denganku. Ya. Mungkin dia tak akan pernah sadar bahwa aku selalu menghitung setiap tanggal dan peristiwa yang terjadi dengannya. Bahkan sampai sedetail ini.
Saat dia untuk pertama kalinya pindah ke rumah ibunya. Dan dia mulai naik angkutan umum yang sama denganku. Pertama kali aku bertemu di tikungan yang biasanya aku menaiki angkutan itu. Sempat shock dan kaget bukan kepalang.  Kulihat seorang cowok dengan jas almamater merahnya sedang menunggu. Lucu rasanya dan aku pun segan untuk menyapa. Aku putuskan untuk diam dan menunggu mobil itu berdua. Oh my god. Grogi dan aku pun mencoba untuk cuek dan tidak menyapanya sepanjang perjalanan. Tapi anehnya itu tidak hanya sekali. Ya kira-kira ada 4-5 kali aku mengalami pertemuan itu. Dan itu cukup menghibur pagi ku yang biasanya agak kelabu. Hehehe :P
Waktu itu juga, saat acara berbuka puasa di sekolah. Aku mengalami kejadian yang agak membuatku bad mod tiba-tiba. Karena disaat aku sedang berpuasa. Seseorang yang jahil sedang menyembunyikan handphone ku. Tadinya aku sempat berpikir kalau itu adalah perbuatan anak laki-laki yang ada dikelasku. Ku akui aku agak teledor dengan barang milikku sendiri. Tapi aku pun tidak lama meninggalkan handphone ku itu dan tiba-tiba hilang begitu saja. Aku adalah orang yang sangat sensitive bila sudah menyangkut handphone karena itu adalah barang pribadi. Dan aku juga mempunyai berbagai hal di dalamnya. Termasuk file rahasia yang sangat rahasia!! Yaitu file yang berisi semua foto-fotonya. Shit! Tapi untungnya sehari sebelumnya saat aku mencoba untuk move on untuk kesekian kalinya aku menghapus folder itu. Ya. Folder yang berisi puluhan foto dia! aku lega, tapi aku tetap akut akan hal yang terburuk saat hp ku bersama mereka-mereka itu. Saat mulai mendekati waktu berbuka puasa aku mencoba dengan tatapan berkaca-kaca bertanya kepada semua orang dimana letak handphone ku berada. Saat itu semua kecurigaan ku tertuju pada dia! dan aku pun menanyakan hal itu dengan tatapan yang serius kepadanya. Tapi apa. Damn! Dia menatap mataku dan aku pun tak mau untuk kesekian kalinya gagal untuk move on kembali. Tapi apa nyatanya aku pun tak kuasa menatap matanya dan aku pun untuk kesekian kalinya gagal total buat move on. Bodoh… bodoh..! hingga pada saat pulang dari acara tersebut aku pun bareng dengannya. Oh god …
Dan saat aku mulai dekat dengannya karena aku rajin sekali bermain twitter dan dia selalu memancing emosiku disana. Hampir setiap malam, jika aku online dia selalu mengajakku bertengkar. Dia pun tak mau mengalah dan aku pun selalu seperti itu sampai sebulan lah kira-kira. Itu sangat menjengkelkan. Lagi-lagi kenapa harus dia. disaat aku ingin mulai move on lagi :o
Aku sering sekali mengadakan nobar film-film yang menurutku seru di rumah temanku. Kebetulan temanku itu juga maniac juga kalau masalah nonton, makanya aku senang ngajakin temen-temen nonton dirumahnya. Begitu juga dia. semua hal pernah bahkan sering aku lewatkan dan lagi-lagi itu bersama dia. pulangnya kadang cuman berdua, pernah sekali saat naik angkot Cuma berdua trus pas lewat di depan sekolah ada temen aku juga yang naik angkutan umum itu dan dengan hebohnya dia berkata kalau aku itu pacaran dengan dia..aduuuhhh ini gak adill, kapan aku move on nya coba -___-
Belum lagi saat teman ku mengadakan sweet seventeen dan untuk pertama kalinya aku mengahadapi pesta seperti itu. Dan si pemilik pesta mengharuskan undangan memakai set dress lengkap dengan high heels atau wedges nya. Aku pun bingung setengah mati berhubung aku gak pernah berhubungan dengan yang namanya hal-hal seperti itu aku putuskan untuk membelinya. Dress siap tapi ada satu yg belum sepatu. Dan beberapa hari yang lalu saat aku mengunjungi suatu tempat  bersama teman-temanku aku melihat sepatu yang sangat menarik menurutku. Beberapa hari kemudian saat weekend aku memutuskan untuk mengajaknya pergi untu menemaniku membeli sepatu itu. Lucu rasanya berhubung itu adalah hal pertama untukku jalan dengannya. Agak konyol, senang campur aduk tapi menggemaskan. Seperti biasa aku naik busway untuk mencapat tempat tujuan. Di busway aku tidak bekutik sama sekali. Setelah sampai dan aku pun mulai mencari sepatu yang sudah aku pilih kami melanjutkannya dengan makan siang. Semangkok bakso di tengah kota tua yang terik. Lalu setelah itu kami melanjutkan perjalanan dengan pergi ke sebuah museum. Museum itu cukup sepi lah dan agak sedikit membuat bulu kuduk berdiri. Tapi aku gak mau kelihatan takut di depan dia dan aku tetap mencoba berani sebisa mungkin. Lalu setelah kita keluar dari tempat itu. Aku memutuskan untuk pulang dan di busway aku terdiam, sampai tiba-tiba dia memegang tanganku dan ingin melihat jam. Sontak aku pun kaget. Tapi, hmm sudah lupakan saja wkwk.
Kedua kalinya aku melewatkan saat indah dengannya saat aku menemaninya ke toko buku untuk membeli buku pelajaran. Tadinya dia tidak mau, tapi karena aku memaksa dan aku tahu kalau guru dari pelajaran yg bersangkutan itu sangatlah galak luar biasa. Jadi aku memutuskan untuk nekad menemainya karena aku tidak mau dia dimarahi guru. Lanjut sepulang dari sana aku diajak ke suatu tempat. Aku sendiri pun tak tahu aku mau diajak kemana. Tapi yang jelas dia mengajakku ke suatu tempat dan membelikanku segelas bubble rasa taro. Seusai itu aku pun diantarnya pulang.
Lalu mingu selanjutnya aku memutuskan untuk mengajaknya pergi ke suatu tempat. Kali ini dia tak mau memutuskan untuk pergi kemana. Terpaksa lah aku mengusulkan untuk pergi ke museum pancasila atau sering disebut lubang buaya, berhubung minggu lalu aku baru saja pergi kesana. Aku bertemu di suatu tempat dan kali ini aku hanya memakai baju kaos berwarna hitam dengan jeans dan sepatu cats. Dan dia pun ternyata sama denganku. Hanya saja dia tidak memakai jeans. Di perjalanan aku pun hanya bisa kembali terdiam dan memainkan handphone ku. Dia pun begitu. Saat tu aku merasa suasana agak berbeda berhubung di dalam busway hanya ada aku dan dia saja. Setelah sampai ke tujuan aku pun mulai meneruskan perjalanan. Disana aku memutuskan untuk melaksanakan ibadah solat zuhur karena setibanya aku sampai disana adzan pun berkumandang. Karena aku sedang haid jadi aku Cuma bisa menyuruhnya solat dan menunggunya di depan mussolla. Selepas itu aku bertanya dan mengajaknya makan. Yap. Kali ini agak berbeda. Aku memesan ketoprak dan dia memesan gado-gado. Aku sedang tidak begitu mau makan sayur waktu itu. Setelah makan aku putuskan untuk mengajaknya masuk ke museum itu. Di dalam. Suasananya sepi, hening dan begitu mencekam. Aku takut. Tapi lagi-lagi aku tidak mau memperlihatkan rasa takutku itu. Belum lagi tingkah gayanya yang aneh. Aku pun agak merasakan hal yang aneh. Dan agak sedikit menggentarkan hati ku. Seperti sesuatu yang membuatku takut. Tapi aku tetap tidak mau menunjukan rasa takutku. Sampai saat aku keluar rasa itu pun masih mengahantui pikiranku di sepanjang perjalanan. Di perjalanan pulang, aku juga tak banyak bicara. Saat pemberhentian bus akan memasuki tempat transit menuju ke rumahku. aku pun disuruhnya turun. Tapi aku tidak mau, aku putuskan untuk turun di tempat dia akan transit juga. Saat disana, dia tidak mau pulang sebelum aku pulang. Aku mulai mempercandakannya. Aku pun juga tidak mau pulang kalau dia sendiri belum pulang. Namun karena keadaan yang memaksa, aku putuskan untuk pulang dan dia menungguku sampai aku benar-benar masuk kedalam bus.
Di perjalanan berikutnya aku pun bingung dan dia ingin aku menemaninya untuk pergi. Yap. Seperti biasa dia pun tak pernah mau ambil pusing dalam urusan memilih. Saat itu jam baru menunjukan pukul 11 siang dan aku punmemutuskan untuk jalan ke kebun binatang. Sebelum pergi, dia pun berpesan agar aku berpakaian seperti yang dia mau. Aku sempat bingung. Karena aku tidak mempunyai banyak baju yang bermodel seperti wanita kebanyakan. Akhirnya aku putuskan untuk memakai baju putih yang agak membuatku sulit mengangkat tangan ini. Seusainya bertemu, aku pun bingung dengan ekspresi mukanya yang lucu itu karena telah lama menungguku. Saat memasuki busway yang penuh itu aku pun tidak dapat tempat duduk. Aku pun juga idak mungkin mengangkat tanganku karena aku berpakaian seperti ini. Lalu saat aku memegang sebuah tempat bersandar di dekat pintu. Dia yang berdiri tepat dibelakangku langsung memegang tanganku erat. Menggenggam tangan ini sampai kami memutuskan untuk transit. Setelah kami dapat bangku untuk duduk. Dia pun melepaskan genggaman itu. Setibanya disana aku pun bertanya padaya, mau kemana ? namun dia hanya menjawab kecil dengan senyum simpulnya itu. Terserah.. aku pun bingung dibuatnya. Lalu aku mengajaknya kembali melakukan solat zuhur karena berhubung setibaya disana sudah memasuki adzan zuhur. Setelah itu kami meneruskan perjalanan. Di sepanjang perjalanan aku hanya diam dan sesekali dia meletakan tangannya di pundakku. Aku pun hanya bisa terseyum dibuatnya. Di tengah-tengah perjalanan sesekali kadang kami bergurau. Hari pun menjelang sore dan tiba-tiba saja suasana menjadi mendung dan akan hujan deras. Sontak dia langsung mengajakku makan ke suatu tempat agar kami juga dapat tempat berteduh. Benar saja. Selang beberapa menit kami sudah berada di dalam tempat makan itu hujan langsung turun dengan derasnya. Disana kami memesan makanan dan aku pun memesan semangkuk bakso dan dia memesan mie ayam. Entah kenapa rasa lapar yang tadinya sangat mengganggu, tiba-tiba mendadak hilang. Aku pun mendadak tidak nafsu makan. Setelah mencoba makan beberapa suap perut ini sudah tidak karuan lagi. Aku melihatnya makan dengan lahapnya dan aku memutuskan untuk membagi separuh punyaku untuknya. Setelah kami menhabiskan makanan tersebut hujan pun semakin bertambah deras dan membuat kami terjebak di tempat makan itu. Aku pun bingung harus berbuat apa dan jujur aku jadi salah tingkah. Ya untuk mengatasi rasa bosan, aku mainkan lah botol botol saus dan kecap disana karena aku merasa bosan. Hujan pun makin deras tanpa sadar dia pun menyenderkan badannya kepadaku. Jujur baru kali ini aku bersama orang lain sampai sedekat ini. Dia pun juga sesekali memegang tangan ini. Aku pun lagi-lagi hanya bisa tersenyum manis melihatnya begitu. Jujur untuk pertama kalinya aku bersama dengan seorang laki-laki yang begitu dekat denganku sampai sedekat ini. Itu sangat membuatku gugup. Kadang aku juga sempat berpikir akankah selamanya terus seperti ini..
Beberapa minggu kemudian saat dia ingin meluangkan waktunya untuk jalan denganku lagi. Aku tak bisa karena ada pekerjaan dari kantor yang harus ku penuhi. Dengan berat hati aku mengatakan bahwa aku tak bisa memenuhi keinginannya. Tapi dia malah jadi ngambek gak jelas sampe kira kira 2 minggu lah ga saling komunikasi. Setelah itu aku pun berusaha untuk tidak mau menunjukan bahwa aku merindukannya. Bahkan untuk sekedar mengirim pesanpun aku tahan walau sebenarnya berlawanan dengan hati ini. Setelah akhirnya dia yang mengirim pesan telebih dahulu. Aku sangat senang meskipun awalnya aku masih agak kecewa. Seiring berjalannya waktu keadaan yang dingin pun berubah kembali menjadi hangat seperti dulu. Sungguh tak terduga sama sekali akan menjadi seperti ini lagi. Untuk kesekian kalinya rencana move on gagal :l
Lalu setelah suasana telah mencair kembali aku memutuskan untuk mengajaknya jalan kembali. Ya. Lagi-lagi aku memilih kebung binatang untuk melewati hari dengannya. Tadinya aku juga tidak ingin kesana namun pilihan rute perjalanan tidak ada yg mendukung.
Disepanjang perjalanan kami tidak mendapat duduk dan terpaksa kami berdiri. Disana awalnya kami jaim tapi karena di depan kami ada sepasang couple yang membuat kami iri akhirnya dia mulai menyenderkan kepalanya ke bahuku. Aku pun juga sebaliknya. Setelah sampai disana aku bingung harus mulai perjalanan kemana. Kali ini aku benar-benar menyerahkan semua keputusan padanya. Kami jalan ke suatu tempat. Dan tangannya tak pernah lepas dari pundak ini. Kemanapun kita pergi kita selalu berpegangan layaknya sepasang kekasih (ya meskipun bukan) api aku sangat menikmati hari itu. Sampai azdan zhuhur pun tiba aku pun mengajaknya ke masjid terdekat untuk melaksanakan solah zuhur. Setelah itu kami pun melanjutkan perjalanan. Tanpa non stop kami pun pergikemanapun kaki ini melangkah. Tangannya pun tak pernah lepas dari bahu ini. Sampai kami memutuskan untuk duduk sejenak karena aku merasa lelah. Setelah itu kami pun melanjutkan perjalanan kami kembali. Di jalan, sesekali ia memelukku erat seakan tak mau jauh sedikitpun dari ku. Saat aku memutuskan untuk diam sejenak. Dia memelukku dari belakang. Sungguh, ini adalah pelukan pertama untukku. Dia lah yang pertama. Ya pertama. Setelah perjalanan pulang, kami menaiki busway yang isinya kosong. Hanya ada beberapa orang yang menempati busway tesebut. Karena aku merasa kelelahan, aku pun sedikit mengantuk dan dia mengambil kepalaku dan menyandarkanku ke bahunya,  sungguh aku makin jatuh cinta dibuatnya. namun setelah lama aku bersandar, aku terbangun dan ku biarkan dia duduk sendiri karena aku tahu dia juga lelah. Di perjalanan karena penumpang yang sedikit, udara ac pun terasa sangat dingin, dan diperjalanan tadi aku sempat membuka jaketku. Setelah aku ribet sendiri dibuatnya karena aku kedinginan dia menatapku dan dia memegang erat tanganku. Sangat indah dunia yang kurasa. Aku berharap detik-detik ini tidak akan pernah berakhir.
Sampai di tempat transit dan ingin melanjutkan perjalanan pulang kami lagi-lagi tidak dapat duduk. Aku pun berdiri disampingnya. Saat halte pemberhentian menunjukan tempat pemberhentian bus yang dekat dengan rumahnya. Dia pun menolak turun. Dia ingin mengantarku sampai aku sampai ke rumah. Aku pun tersenyum kecil dan mencubitnya manja, saat di tempat pemberhentian di tempat aku transit dia juga tidak mau pergi dan dia langsun menggandeng pundakku dan membawaku ke tempat halte yang akan ku tumpangi. Saat bus yang kutunggu tiba akhirnya aku pun naik dan aku melihatnya untuk yang terakhir kalinya.
Selang beberapa hari sesudahnya kami pun mendadak bertengkar dan sampai sekarang kami loss communication tidak ada kabar, sapaan atau jalan ber2 lagi. Lagi- lagi dia pergi jauh dari kehidupanku tanpa alasan yang jelas. Dan ini sudah hampir sebulan. Sebulan aku tidak melakukan apapun dengannya. Sangat miris jika ku ingat saat saat romantic saat aku melewatinya dengan dia. sekarang aku harus bangkit dan aku harus benar-benar move on. Ya. Inilah move on yang sesungguhnya. Move on dari cinta yang telah lamaku tunggu. Tapi, aku tetap tidak bisa move on. Ya. Aku akan tetap menunggunya sampai nanti. Sampai hati ini dipertemukan oleh sang pencipta. Aku belum bisa menerima siapapun karena hati ini masih lah untuknya. Aku masih ingin menunggunya. Ya menunggunya untuk menyatakan cinta yang sesungguhnya. Aku tidak butuh status, tapi aku butuh dia melebihi apapun. Karena dia adalah separuh dari hidupku. Hidupku yang telah aku simpan rapih hanya untuknya….
 Ich liebe dich. Heute. Jetzt. Und spatter. Ich liebe dich für immer…. :’)

Jumat, 03 Januari 2014

sendainya aku bisa

satu tahun telah berlalu, mengingat janji semu dulu yang pernah kita utarakan lewat pesan singkat.aku telah menepati janjiku untuk berubah. berubah jadi wanita yang seutuhnya, tapi kau malah mengkhianati janji itu. seakan kita tidak pernah berjanji sesuatu. ingatkah kau satu tahun yang lalu? disaat kau berjanji akan merubah sikapmu agar lebih baik. tapi aku tak mendapatkannya sekarang bahkan kau pun tidak berubah. kau telah menghilang bersama kenangan baru. kau pergi dengan 1001 kalimat tanya. tidak kah kau pernah merasakan betapa sakitnya jadi diriku? menunggu janjimu sendiri, memegang teguh janjimu sendiri? entah apakah kau masih mengingatnya atau tidak. kau telah bahagia dengan yang lain, sedangkan aku? masih menunggumu bicara untuk menjelaskan semuanya. aku masih disini menunggumu dengan seribu alasan betapa aku mencintaimu. sakit memang, pedih apalagi. namun harus ku telan pil pahit itu semua agar aku tetap kuat bertahan untuk menunggumu.
walaupun kau telah dengannya aku tetap belum bisa melupakanmu seutuhnya, bayang-bayang mu selalu menghantui perasaanku yang tak kunjung menemukan ujung dari ceritanya. masih menanti sebuah jawaban yang tidak pasti. kau bawa pergi semua kenangan kita. kau hancurkan harapan ku untuk bisa bersama. sendainya waktu dapat kuputar, tentu aku akan berfikir seribu kali untuk bisa dekat denganmu. aku memang wanita lemah, baru kali ini aku merasakan penantian panjang yang tidak berakhir dengan bahagia. aku salah menilaimu, aku bodoh telah mencintaimu. aku tidak bisa mengendalikan perasaanku.semua terjadi begitu saja. maaf telah mencintaimu, maaf telah lancang menyayangimu, dan maaf aku bukanlah yang terbaik untukmu.

Rabu, 20 Maret 2013

Pilihanku dan orang tuaku!!



Punya orang tua yang gak pernah akur itu gak enak. Bener-bener gak enak. Apalagi terkadang di suatu sisi kita selalu dilibatkan diantara keduanya. Ya. Tapi inilah hidup, yang tak pernah luput dari masalah. Hidup ini hanyalah sandiwara dunia. Kita ini hanya bagian kecil dari mereka. Dan aku pun mencoba untuk tetap sabar menghadapi itu. Terkadang juga disaat suatu sisi tidak sangat menguntungkan. Keadaan bisa benar-benar menjadi menyeramkan, ataupun berubah berbalik kenyataan atau sekedar mimpi. Sebagai anak yang selalu mengalami ini. Aku selalu mencoba untuk tetap menahan emosi  dan tetap patuh. Tapi, terkadang aku pun tak kuasa dan pada akhirnya akulah yang kena imbasnya. Aku tau aku ini adalah anak sulung yang seharusnya menjadi pendukung utama dalam sebuah keluarga. Tapi apa yang akan aku dukung bila didalam suatu keluarga itu sendiri pun tidak pernah ada rasa saling mengerti, memahami dan berpikir positif. Yang ada hanyalah pertengkaran, permusuhan, air  mata, dan akhirnya teriakan kesunyian setelah kejadian itu yang semua itu berhasil membuatku menjadi gila. Terkadang tak banyak hal yang dapat aku lakukan, aku hanya bisa duduk terdiam dengan mata yang berkaca-kaca sesekali merenung dibalik cermin atas apa telah aku terima. Aku tahu mungkin aku adalah orang yang tidak pernah bersyukur atas segala kehidupan yang telah Kau berikan. Tapi, salahkah aku jika aku meminta setetes kebahagiaan kecil dalam hidupku yang kering ini?? Saat-saat buruk seperti ini sudah sangat sering aku alami saat keluargaku sedang ada masalah ekonomi, masalah saudara atau terkadang masalah sepele pun pasti dipermasalahkan. Aku bingung pada orang tuaku? Apa yang mereka pikirkan sehingga cepat sekali terbawa emosi? Bukankah suatu keluarga itu harus berlandaskan cinta dan kasih sayang serta  harus saling mengerti dan memaklumi? Lalu dimana letak itu semua? Dimana kalian yang dulu? Aku kehilangan arah. Aku butuh kalian. Tapi apa!! Kalian tak pernah peduli padaku dan sibuk dengan masalah kalian masing masing. Apakah semua anak seusiaku pernah mengalami itu? Apa orang tua mereka juga sama sepertiku? Apakah mereka bahagia? Belum lagi aku selalu tak pernah dibebaskan atas apa yang sudah menjadi hak ku sendiri. Dari aku kecil aku selalu tak pernah memilih. Untuk urusan memilih sekolah, bahkan untuk sekedar kegiatan sekolah dan kegiatan extrakulikuler di sekolah pun aku harus wajib mendiskusikannya pada orang tuaku. Kadang jika aku sudah asik dengan apa yang aku jalani aku harus memberhentikannya ditengah jalan karena keputusan mereka juga. Aku tak pernah mendapatkan apa yang harusnya menjadi jalan hidupku sekarang. Setelah memasuki sekolah menengah, aku mulai berani untuk memutuskan apa yang menjadi keputusanku sendiri. Aku rela sekolah jauh demi mengejar status sekolah negeri yang tadinya aku tidak diperbolehkan sama sekali dan mereka menentangku, dan mereka ingin memasukan ku ke sekolah swasta yang lokasinya tidak begitu jauh dari rumah. Tapi aku berpikir. Ini adalah hak ku, aku akan menanggung resiko apapun yang telah menjadi keputusanku. Aku tetap bersikeras untuk tetap melanjutkan tekadku. Setidaknya aku sudah mulai melakukan hal yang benar. Dan aku pun mulai tegas dengan hidupku dan aku pun mulai menemukan kehidupan yang sebenarnya walaupun mereka seperti itu. Aku pun mulai belajar untuk mulai mandiri dan banyak melakukan kegiatan di luar rumah karena urusan sekolah. Dan sejak itulah mereka mulai sedikit merenggangkan kekangan itu. Sedikit demi sedikit aku pun mulai berusaha melangkah dan menetukan apa yang menjadi mau ku. Ya. Mauku!! Aku adalah anak dengan tipe yang aktif dalam semua kegiatan dan aku suka bersosialisasi. Karna aku yakin manusia tak akan bisa hidup sendiri tanpa orang lain. Tapi lagi-lagi orang tuaku seperti itu, dia tidak mengijinkanku dan membatasi kegiatanku. Aku pun tetap tidak mau kalah dengan mereka dan aku pun tetap nekad melakukannya. Menurutku, selama itu benar dan positif serta dapat memacu prestasi kenapa tidak?? Saat pertama kali aku mengikuti lomba English drama di sekolahku aku sangat senang karena aku bisa kenal dengan teman baru bahkan bisa lebih menyibukan diriku sendiri. Tapi, mereka melarangku dengan alasan itu hanya akan membuang-buang waktu saja. Tapi aku pun tidak akan mengalah secepat itu dan aku berjanji aku akan membuktikan itu semua lewat prestasi. Dan ternyata benar, perjuanganku tak sia2. Aku dan kelompokku  berhasil meraih juara ke dua di lomba tersebut. Aku berhasil!! Aku berhasil membuktikan kepada mereka bahwa aku, orang yang mereka remehkan pada awalnya dan akhirnya aku bisa ! itu adalah lomba pertamaku di sekolah. Dan selanjutnya aku mulai bersemangat mengikuti kegiatan-kegiatan disekolah walau tanpa ijin dari mereka. Pada saat awal sekolah dan ada pendaftaran osis, aku sempat ingin mendaftarkan diri, tapi mereka juga melarangku dengan alasan takut aku capek. Aku terlahir sebagai anak yang tidak mudah lelah dan selalu bersemangat, dan mereka selalu tidak pernah mengerti itu. Aku menuruti mereka dan akhirnya aku menyesal karena aku telah melewatkan sesuatu yang penting. Mengingat kejadian di waktu SMP dulu, saat aku sudah menjalani kegiatan osis selama 1 tahun, dan saat ingin mengikuti periode berikutnya, aku disuruh mundur. Di kelas dua atau lebih tepatnya kelas sebelas ini aku juga tidak mau diam saja. Aku ingin mengikuti kegiatan osis dan lebih mengaktifkan diri di berbagai ekskul, menurutku kegiatan apapun itu menyenangkan, apalagi olahraga dan seni. Itu adalah 2 hal yang tidak pernah lepas dariku. Entah ini menurun dari siapa tapi yang jalas aku sangat mencintai seni dan seni adalah hidupku. Saat ada acara semacam festival untuk tari saman, dan aku pun terpilih kembali. Mereka pun tetap tak percaya pada kemampuanku. Dan mereka tak mengijinkanku juga pada awalnya. Setelah aku menunjukan surat ijin dari guru yng bersangkutan dan aku selalu keras berlatih dan akhirnya aku bisa. Ya. Setidaknya aku bangga bisa mempunyai pengalaman menarikan tarian aceh yang terkenal dengan tingkat kerumitannya itu dan belum tentu semua orang bisa melakukannya. Saat itu acaranya dilaksanakan malam hari dan saat itu aku menghadapi ulangan umum semester 1. Semuanya pun aku persiapkan dan aku mati-matian menjaga kesehatan agar tidak ngedrop. 2 hari 2 malam di tempat yang asing dan harus begadang sampai pukul 01.00 malam itu dan esok harinya harus tetap sekolah itu tidak mudah. Akhirnya aku tetap bisa melewatinya walaupun agak membuatku sedikit sakit. Setelah pembagian rapot hasil semester pun, ternyata rangking ku turun dan aku pun tidak merasa sedih karena itu wajar karena kesalahan ku sendiri. Mereka hanya diam walaupun sebelumnya agak marah. Tapi aku berjanji di semester ke 2 akan menjadi lebih baik dan memperbaiki prestasi ini. Yah aku berjanji pada diriku sendiri. Dan pada kelas 3 nanti aku akan mulai merombak kebiasaan burukku dan aku mulai rajin belajar karena aku sudah mempunyai target. Aku akan melanjutkan sekolah ku ke jenjang yg lebih tinggi dan aku akan bekerja serta aku akan mulai menerjuni dunia pebuatan film dan aku akan mulai terjun ke dunia yang apa telah menjadi bakatku dan kemauanku. Aku janji akan menjadi yang terbaik dan akan membahagiakan kedua orang tuaku, agar mereka sadar, bahwa aku bukanlah seorang anak yang tidak dapat membuat sebuah perubahan..