Jumat, 03 Januari 2014

sendainya aku bisa

satu tahun telah berlalu, mengingat janji semu dulu yang pernah kita utarakan lewat pesan singkat.aku telah menepati janjiku untuk berubah. berubah jadi wanita yang seutuhnya, tapi kau malah mengkhianati janji itu. seakan kita tidak pernah berjanji sesuatu. ingatkah kau satu tahun yang lalu? disaat kau berjanji akan merubah sikapmu agar lebih baik. tapi aku tak mendapatkannya sekarang bahkan kau pun tidak berubah. kau telah menghilang bersama kenangan baru. kau pergi dengan 1001 kalimat tanya. tidak kah kau pernah merasakan betapa sakitnya jadi diriku? menunggu janjimu sendiri, memegang teguh janjimu sendiri? entah apakah kau masih mengingatnya atau tidak. kau telah bahagia dengan yang lain, sedangkan aku? masih menunggumu bicara untuk menjelaskan semuanya. aku masih disini menunggumu dengan seribu alasan betapa aku mencintaimu. sakit memang, pedih apalagi. namun harus ku telan pil pahit itu semua agar aku tetap kuat bertahan untuk menunggumu.
walaupun kau telah dengannya aku tetap belum bisa melupakanmu seutuhnya, bayang-bayang mu selalu menghantui perasaanku yang tak kunjung menemukan ujung dari ceritanya. masih menanti sebuah jawaban yang tidak pasti. kau bawa pergi semua kenangan kita. kau hancurkan harapan ku untuk bisa bersama. sendainya waktu dapat kuputar, tentu aku akan berfikir seribu kali untuk bisa dekat denganmu. aku memang wanita lemah, baru kali ini aku merasakan penantian panjang yang tidak berakhir dengan bahagia. aku salah menilaimu, aku bodoh telah mencintaimu. aku tidak bisa mengendalikan perasaanku.semua terjadi begitu saja. maaf telah mencintaimu, maaf telah lancang menyayangimu, dan maaf aku bukanlah yang terbaik untukmu.