Rabu, 20 Maret 2013

Pilihanku dan orang tuaku!!



Punya orang tua yang gak pernah akur itu gak enak. Bener-bener gak enak. Apalagi terkadang di suatu sisi kita selalu dilibatkan diantara keduanya. Ya. Tapi inilah hidup, yang tak pernah luput dari masalah. Hidup ini hanyalah sandiwara dunia. Kita ini hanya bagian kecil dari mereka. Dan aku pun mencoba untuk tetap sabar menghadapi itu. Terkadang juga disaat suatu sisi tidak sangat menguntungkan. Keadaan bisa benar-benar menjadi menyeramkan, ataupun berubah berbalik kenyataan atau sekedar mimpi. Sebagai anak yang selalu mengalami ini. Aku selalu mencoba untuk tetap menahan emosi  dan tetap patuh. Tapi, terkadang aku pun tak kuasa dan pada akhirnya akulah yang kena imbasnya. Aku tau aku ini adalah anak sulung yang seharusnya menjadi pendukung utama dalam sebuah keluarga. Tapi apa yang akan aku dukung bila didalam suatu keluarga itu sendiri pun tidak pernah ada rasa saling mengerti, memahami dan berpikir positif. Yang ada hanyalah pertengkaran, permusuhan, air  mata, dan akhirnya teriakan kesunyian setelah kejadian itu yang semua itu berhasil membuatku menjadi gila. Terkadang tak banyak hal yang dapat aku lakukan, aku hanya bisa duduk terdiam dengan mata yang berkaca-kaca sesekali merenung dibalik cermin atas apa telah aku terima. Aku tahu mungkin aku adalah orang yang tidak pernah bersyukur atas segala kehidupan yang telah Kau berikan. Tapi, salahkah aku jika aku meminta setetes kebahagiaan kecil dalam hidupku yang kering ini?? Saat-saat buruk seperti ini sudah sangat sering aku alami saat keluargaku sedang ada masalah ekonomi, masalah saudara atau terkadang masalah sepele pun pasti dipermasalahkan. Aku bingung pada orang tuaku? Apa yang mereka pikirkan sehingga cepat sekali terbawa emosi? Bukankah suatu keluarga itu harus berlandaskan cinta dan kasih sayang serta  harus saling mengerti dan memaklumi? Lalu dimana letak itu semua? Dimana kalian yang dulu? Aku kehilangan arah. Aku butuh kalian. Tapi apa!! Kalian tak pernah peduli padaku dan sibuk dengan masalah kalian masing masing. Apakah semua anak seusiaku pernah mengalami itu? Apa orang tua mereka juga sama sepertiku? Apakah mereka bahagia? Belum lagi aku selalu tak pernah dibebaskan atas apa yang sudah menjadi hak ku sendiri. Dari aku kecil aku selalu tak pernah memilih. Untuk urusan memilih sekolah, bahkan untuk sekedar kegiatan sekolah dan kegiatan extrakulikuler di sekolah pun aku harus wajib mendiskusikannya pada orang tuaku. Kadang jika aku sudah asik dengan apa yang aku jalani aku harus memberhentikannya ditengah jalan karena keputusan mereka juga. Aku tak pernah mendapatkan apa yang harusnya menjadi jalan hidupku sekarang. Setelah memasuki sekolah menengah, aku mulai berani untuk memutuskan apa yang menjadi keputusanku sendiri. Aku rela sekolah jauh demi mengejar status sekolah negeri yang tadinya aku tidak diperbolehkan sama sekali dan mereka menentangku, dan mereka ingin memasukan ku ke sekolah swasta yang lokasinya tidak begitu jauh dari rumah. Tapi aku berpikir. Ini adalah hak ku, aku akan menanggung resiko apapun yang telah menjadi keputusanku. Aku tetap bersikeras untuk tetap melanjutkan tekadku. Setidaknya aku sudah mulai melakukan hal yang benar. Dan aku pun mulai tegas dengan hidupku dan aku pun mulai menemukan kehidupan yang sebenarnya walaupun mereka seperti itu. Aku pun mulai belajar untuk mulai mandiri dan banyak melakukan kegiatan di luar rumah karena urusan sekolah. Dan sejak itulah mereka mulai sedikit merenggangkan kekangan itu. Sedikit demi sedikit aku pun mulai berusaha melangkah dan menetukan apa yang menjadi mau ku. Ya. Mauku!! Aku adalah anak dengan tipe yang aktif dalam semua kegiatan dan aku suka bersosialisasi. Karna aku yakin manusia tak akan bisa hidup sendiri tanpa orang lain. Tapi lagi-lagi orang tuaku seperti itu, dia tidak mengijinkanku dan membatasi kegiatanku. Aku pun tetap tidak mau kalah dengan mereka dan aku pun tetap nekad melakukannya. Menurutku, selama itu benar dan positif serta dapat memacu prestasi kenapa tidak?? Saat pertama kali aku mengikuti lomba English drama di sekolahku aku sangat senang karena aku bisa kenal dengan teman baru bahkan bisa lebih menyibukan diriku sendiri. Tapi, mereka melarangku dengan alasan itu hanya akan membuang-buang waktu saja. Tapi aku pun tidak akan mengalah secepat itu dan aku berjanji aku akan membuktikan itu semua lewat prestasi. Dan ternyata benar, perjuanganku tak sia2. Aku dan kelompokku  berhasil meraih juara ke dua di lomba tersebut. Aku berhasil!! Aku berhasil membuktikan kepada mereka bahwa aku, orang yang mereka remehkan pada awalnya dan akhirnya aku bisa ! itu adalah lomba pertamaku di sekolah. Dan selanjutnya aku mulai bersemangat mengikuti kegiatan-kegiatan disekolah walau tanpa ijin dari mereka. Pada saat awal sekolah dan ada pendaftaran osis, aku sempat ingin mendaftarkan diri, tapi mereka juga melarangku dengan alasan takut aku capek. Aku terlahir sebagai anak yang tidak mudah lelah dan selalu bersemangat, dan mereka selalu tidak pernah mengerti itu. Aku menuruti mereka dan akhirnya aku menyesal karena aku telah melewatkan sesuatu yang penting. Mengingat kejadian di waktu SMP dulu, saat aku sudah menjalani kegiatan osis selama 1 tahun, dan saat ingin mengikuti periode berikutnya, aku disuruh mundur. Di kelas dua atau lebih tepatnya kelas sebelas ini aku juga tidak mau diam saja. Aku ingin mengikuti kegiatan osis dan lebih mengaktifkan diri di berbagai ekskul, menurutku kegiatan apapun itu menyenangkan, apalagi olahraga dan seni. Itu adalah 2 hal yang tidak pernah lepas dariku. Entah ini menurun dari siapa tapi yang jalas aku sangat mencintai seni dan seni adalah hidupku. Saat ada acara semacam festival untuk tari saman, dan aku pun terpilih kembali. Mereka pun tetap tak percaya pada kemampuanku. Dan mereka tak mengijinkanku juga pada awalnya. Setelah aku menunjukan surat ijin dari guru yng bersangkutan dan aku selalu keras berlatih dan akhirnya aku bisa. Ya. Setidaknya aku bangga bisa mempunyai pengalaman menarikan tarian aceh yang terkenal dengan tingkat kerumitannya itu dan belum tentu semua orang bisa melakukannya. Saat itu acaranya dilaksanakan malam hari dan saat itu aku menghadapi ulangan umum semester 1. Semuanya pun aku persiapkan dan aku mati-matian menjaga kesehatan agar tidak ngedrop. 2 hari 2 malam di tempat yang asing dan harus begadang sampai pukul 01.00 malam itu dan esok harinya harus tetap sekolah itu tidak mudah. Akhirnya aku tetap bisa melewatinya walaupun agak membuatku sedikit sakit. Setelah pembagian rapot hasil semester pun, ternyata rangking ku turun dan aku pun tidak merasa sedih karena itu wajar karena kesalahan ku sendiri. Mereka hanya diam walaupun sebelumnya agak marah. Tapi aku berjanji di semester ke 2 akan menjadi lebih baik dan memperbaiki prestasi ini. Yah aku berjanji pada diriku sendiri. Dan pada kelas 3 nanti aku akan mulai merombak kebiasaan burukku dan aku mulai rajin belajar karena aku sudah mempunyai target. Aku akan melanjutkan sekolah ku ke jenjang yg lebih tinggi dan aku akan bekerja serta aku akan mulai menerjuni dunia pebuatan film dan aku akan mulai terjun ke dunia yang apa telah menjadi bakatku dan kemauanku. Aku janji akan menjadi yang terbaik dan akan membahagiakan kedua orang tuaku, agar mereka sadar, bahwa aku bukanlah seorang anak yang tidak dapat membuat sebuah perubahan..

Tidak ada komentar:

Posting Komentar