Punya orang tua yang gak pernah akur itu gak enak.
Bener-bener gak enak. Apalagi terkadang di suatu sisi kita selalu dilibatkan
diantara keduanya. Ya. Tapi inilah hidup, yang tak pernah luput dari masalah.
Hidup ini hanyalah sandiwara dunia. Kita ini hanya bagian kecil dari mereka.
Dan aku pun mencoba untuk tetap sabar menghadapi itu. Terkadang juga disaat
suatu sisi tidak sangat menguntungkan. Keadaan bisa benar-benar menjadi
menyeramkan, ataupun berubah berbalik kenyataan atau sekedar mimpi. Sebagai
anak yang selalu mengalami ini. Aku selalu mencoba untuk tetap menahan
emosi dan tetap patuh. Tapi, terkadang
aku pun tak kuasa dan pada akhirnya akulah yang kena imbasnya. Aku tau aku ini adalah
anak sulung yang seharusnya menjadi pendukung utama dalam sebuah keluarga. Tapi
apa yang akan aku dukung bila didalam suatu keluarga itu sendiri pun tidak
pernah ada rasa saling mengerti, memahami dan berpikir positif. Yang ada
hanyalah pertengkaran, permusuhan, air
mata, dan akhirnya teriakan kesunyian setelah kejadian itu yang semua itu
berhasil membuatku menjadi gila. Terkadang tak banyak hal yang dapat aku
lakukan, aku hanya bisa duduk terdiam dengan mata yang berkaca-kaca sesekali
merenung dibalik cermin atas apa telah aku terima. Aku tahu mungkin aku adalah
orang yang tidak pernah bersyukur atas segala kehidupan yang telah Kau berikan.
Tapi, salahkah aku jika aku meminta setetes kebahagiaan kecil dalam hidupku
yang kering ini?? Saat-saat buruk seperti ini sudah sangat sering aku alami
saat keluargaku sedang ada masalah ekonomi, masalah saudara atau terkadang
masalah sepele pun pasti dipermasalahkan. Aku bingung pada orang tuaku? Apa
yang mereka pikirkan sehingga cepat sekali terbawa emosi? Bukankah suatu
keluarga itu harus berlandaskan cinta dan kasih sayang serta harus saling mengerti dan memaklumi? Lalu
dimana letak itu semua? Dimana kalian yang dulu? Aku kehilangan arah. Aku butuh
kalian. Tapi apa!! Kalian tak pernah peduli padaku dan sibuk dengan masalah
kalian masing masing. Apakah semua anak seusiaku pernah mengalami itu? Apa
orang tua mereka juga sama sepertiku? Apakah mereka bahagia? Belum lagi aku
selalu tak pernah dibebaskan atas apa yang sudah menjadi hak ku sendiri. Dari
aku kecil aku selalu tak pernah memilih. Untuk urusan memilih sekolah, bahkan
untuk sekedar kegiatan sekolah dan kegiatan extrakulikuler di sekolah pun aku
harus wajib mendiskusikannya pada orang tuaku. Kadang jika aku sudah asik
dengan apa yang aku jalani aku harus memberhentikannya ditengah jalan karena keputusan
mereka juga. Aku tak pernah mendapatkan apa yang harusnya menjadi jalan hidupku
sekarang. Setelah memasuki sekolah menengah, aku mulai berani untuk memutuskan
apa yang menjadi keputusanku sendiri. Aku rela sekolah jauh demi mengejar
status sekolah negeri yang tadinya aku tidak diperbolehkan sama sekali dan
mereka menentangku, dan mereka ingin memasukan ku ke sekolah swasta yang
lokasinya tidak begitu jauh dari rumah. Tapi aku berpikir. Ini adalah hak ku,
aku akan menanggung resiko apapun yang telah menjadi keputusanku. Aku tetap
bersikeras untuk tetap melanjutkan tekadku. Setidaknya aku sudah mulai
melakukan hal yang benar. Dan aku pun mulai tegas dengan hidupku dan aku pun
mulai menemukan kehidupan yang sebenarnya walaupun mereka seperti itu. Aku pun
mulai belajar untuk mulai mandiri dan banyak melakukan kegiatan di luar rumah
karena urusan sekolah. Dan sejak itulah mereka mulai sedikit merenggangkan
kekangan itu. Sedikit demi sedikit aku pun mulai berusaha melangkah dan
menetukan apa yang menjadi mau ku. Ya. Mauku!! Aku adalah anak dengan tipe yang
aktif dalam semua kegiatan dan aku suka bersosialisasi. Karna aku yakin manusia
tak akan bisa hidup sendiri tanpa orang lain. Tapi lagi-lagi orang tuaku
seperti itu, dia tidak mengijinkanku dan membatasi kegiatanku. Aku pun tetap
tidak mau kalah dengan mereka dan aku pun tetap nekad melakukannya. Menurutku,
selama itu benar dan positif serta dapat memacu prestasi kenapa tidak?? Saat
pertama kali aku mengikuti lomba English drama di sekolahku aku sangat senang
karena aku bisa kenal dengan teman baru bahkan bisa lebih menyibukan diriku
sendiri. Tapi, mereka melarangku dengan alasan itu hanya akan membuang-buang
waktu saja. Tapi aku pun tidak akan mengalah secepat itu dan aku berjanji aku
akan membuktikan itu semua lewat prestasi. Dan ternyata benar, perjuanganku tak
sia2. Aku dan kelompokku berhasil meraih
juara ke dua di lomba tersebut. Aku berhasil!! Aku berhasil membuktikan kepada
mereka bahwa aku, orang yang mereka remehkan pada awalnya dan akhirnya aku bisa
! itu adalah lomba pertamaku di sekolah. Dan selanjutnya aku mulai bersemangat
mengikuti kegiatan-kegiatan disekolah walau tanpa ijin dari mereka. Pada saat
awal sekolah dan ada pendaftaran osis, aku sempat ingin mendaftarkan diri, tapi
mereka juga melarangku dengan alasan takut aku capek. Aku terlahir sebagai anak
yang tidak mudah lelah dan selalu bersemangat, dan mereka selalu tidak pernah
mengerti itu. Aku menuruti mereka dan akhirnya aku menyesal karena aku telah
melewatkan sesuatu yang penting. Mengingat kejadian di waktu SMP dulu, saat aku
sudah menjalani kegiatan osis selama 1 tahun, dan saat ingin mengikuti periode
berikutnya, aku disuruh mundur. Di kelas dua atau lebih tepatnya kelas sebelas
ini aku juga tidak mau diam saja. Aku ingin mengikuti kegiatan osis dan lebih
mengaktifkan diri di berbagai ekskul, menurutku kegiatan apapun itu
menyenangkan, apalagi olahraga dan seni. Itu adalah 2 hal yang tidak pernah
lepas dariku. Entah ini menurun dari siapa tapi yang jalas aku sangat mencintai
seni dan seni adalah hidupku. Saat ada acara semacam festival untuk tari saman,
dan aku pun terpilih kembali. Mereka pun tetap tak percaya pada kemampuanku.
Dan mereka tak mengijinkanku juga pada awalnya. Setelah aku menunjukan surat
ijin dari guru yng bersangkutan dan aku selalu keras berlatih dan akhirnya aku
bisa. Ya. Setidaknya aku bangga bisa mempunyai pengalaman menarikan tarian aceh
yang terkenal dengan tingkat kerumitannya itu dan belum tentu semua orang bisa
melakukannya. Saat itu acaranya dilaksanakan malam hari dan saat itu aku
menghadapi ulangan umum semester 1. Semuanya pun aku persiapkan dan aku
mati-matian menjaga kesehatan agar tidak ngedrop. 2 hari 2 malam di tempat yang
asing dan harus begadang sampai pukul 01.00 malam itu dan esok harinya harus tetap
sekolah itu tidak mudah. Akhirnya aku tetap bisa melewatinya walaupun agak
membuatku sedikit sakit. Setelah pembagian rapot hasil semester pun, ternyata
rangking ku turun dan aku pun tidak merasa sedih karena itu wajar karena
kesalahan ku sendiri. Mereka hanya diam walaupun sebelumnya agak marah. Tapi
aku berjanji di semester ke 2 akan menjadi lebih baik dan memperbaiki prestasi
ini. Yah aku berjanji pada diriku sendiri. Dan pada kelas 3 nanti aku akan
mulai merombak kebiasaan burukku dan aku mulai rajin belajar karena aku sudah
mempunyai target. Aku akan melanjutkan sekolah ku ke jenjang yg lebih tinggi
dan aku akan bekerja serta aku akan mulai menerjuni dunia pebuatan film dan aku
akan mulai terjun ke dunia yang apa telah menjadi bakatku dan kemauanku. Aku
janji akan menjadi yang terbaik dan akan membahagiakan kedua orang tuaku, agar
mereka sadar, bahwa aku bukanlah seorang anak yang tidak dapat membuat sebuah
perubahan..
Tidak ada komentar:
Posting Komentar